Mengapa Pendidikan Seni Penting?
Pendidikan seni kerap kali dianaktirikan dalam sehari-hari terutama di era digital saat ini. Banyak di antara kita yang beranggapan bahwa semakin cepatnya perkembangan teknologi, maka hanya pendidikan dan pembelajaran formal yang perlu menjadi fokus utama. Padahal, pendidikan seni juga menjadi dasar dan juga mendorong pembelajaran lain. Hal ini karena pendidikan seni bukan hanya tentang kemampuan /skill motorik, tetapi juga mendukung perkembangan kognitif, emosional dan juga sosial. Pendidikan seni juga sudah diakui oleh banyak psikolog banyak membantu perkembangan yang lebih menyeluruh pada berbagai bentuk kecerdasan anak.
Pengalaman/ keterlibatan anak dalam kegiatan artistik/ kesenian dapat menjadi media bagi mereka untuk menyalurkan emosi, meningkatkan kepekaan pada hal-hal sosial atau lingkungannya, membantu mengasosiasikan ide, gagasan, dan imajinasinya.
- Mendukung Kemampuan Kognitif, dan Berpikir Kreatif
Kegiatan kesenian tidak hanya soal rasa, tetapi juga secara tidak langsung menantang pelakunya untuk berpikir lebih kreatif dan solutif. berbagai kegiatan membutuhkan kemampuan penalaran dasar, yang menuntut anak untuk memecahkan suatu masalah. Hal ini tentunya mendorong anak untuk meningkatkan kemampuan kognitifnya.

- Mengolah Rasa dan Emosi
Kematangan dalam mengolah emosi merupakan hal penting, di era digital yang penuh informasi cepat, berbagai macam konten bias dengan pengaruh negatif bertebaran, kerap kali mempengaruhi pengguna yang belum siap dan matang dalam mengontrol emosi. Anak usia dini hingga remaja kerap kali terpengaruh, terutama mereka yang menghabiskan waktu dengan gadget tanpa adanya filtering dan pengawasan orang tua, dalam hal ini peran orang tua dalam memberikan akses/ fasilitas kepada anak diperlukan. Peran pendidikan seni sangatlah besar, kegiatan kesenian menawarkan peluang kepada anak untuk mengeksplor dan mengekspresikan dirinya. Kepekaan sosial, empatI dan memahami lingkungan sekitar juga sangatlah diperlukan dalam seni, yang nantinya secara tidak langsung dapat mendorong perkembangan pemahaman anak akan mengolah emosinya.

- Membangun Kepercayaan Diri dan Kemampuan Sosial
Kegiatan kesenian yang dilakukan secara berkelompok seperti dalam komunitas, kelompok belajar, sanggar/ kursus seni, seringkali melibatkan kegiatan yang membangun kepercayaan diri anak. Kegiatan tertentu juga melibatkan kolaborasi dan pemecahan masalah secara berkelompok, sebagai contoh kegiatan mural/ belajar menggambar yang dilakukan bersama. Kemampuan mengkomunikasikan rasa, dan penentuan tindakan /desicion making secara tidak langsung juga terlatih selama kegiatan kesenian berlangsung. contoh lain kegiatan seni yang mungkin dapat kita lihat adalah pameran seni, dan kompetisi kesenian, yang juga dapat membantu membangun kepercayaan diri, dan jiwa kompetisi pada anak.
- Melatih Motorik Kasar dan Motorik Halus
Motorik kasar dan halus tentunya penting dalam proses pertumbuhan anak. Kegiatan kesenian yang melibatkan motorik tangan saat mengontrol crayon dan pensil warna juga memberikan peluang kepada anak untuk berlatih, yang dikemudian hari dibutuhkan seperti menulis dan keperluan lainnya. Sedangkan kegiatan lain yang melibatkan motorik kasar seperti membuat mural besar, serta membuat patung. hal ini membantu melatih motorik kasar karena membutuhkan gerakan-gerakan besar dan tidak hanya tangan.
Kegiatan kesenian kerap kali hanya diidentikkan dengan pembelajaran skill. tidak salah, namun tidak sepenuhnya benar, pembelajaran kesenian menawarkan kegiatan dan pembelajaran yang melatih berbagai macam kecerdasan anak, yang tentunya mendukung dalam tumbuh kembangnya.
sumber: https://serenademagazine.art/the-benefits-of-art-education-in-early-childhood-development/?utm_